Jakarta, 19 Oktober 1987 – Kejadian tragis terjadi di perlintasan kereta api Pondok Ranji-Bintaro, Tangerang, pada hari Senin pagi. Kereta api ekspres Senja Utama jurusan Jakarta-Yogyakarta menabrak kereta api lokal Serpong-Tanah Abang di perlintasan yang tidak dilengkapi pintu pagar otomatis atau penjaga.
Akibat kejadian ini, lebih dari 200 orang dilaporkan meninggal dunia dan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka. Beberapa korban yang selamat dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya kecelakaan ini. Namun, diperkirakan bahwa ketidakhadiran petugas penjaga di perlintasan menjadi salah satu faktor utama terjadinya kecelakaan ini.
Pemerintah dan pihak terkait telah berjanji untuk melakukan penyelidikan dan menindak tegas siapapun yang terbukti bertanggung jawab atas kecelakaan ini. Selain itu, pihak berwenang juga akan memperbaiki sistem keselamatan di perlintasan kereta api untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa depan.
Warga sekitar dan keluarga korban sangat terpukul dengan kejadian ini. Mereka menuntut pemerintah dan operator kereta api untuk bertanggung jawab atas kecelakaan ini dan memberikan kompensasi kepada para korban dan keluarga mereka.
Kami akan terus memperbarui informasi terkait kecelakaan ini. Semoga tidak ada lagi kecelakaan serupa yang terjadi di masa depan
Mengerikan Teror Arwah Korban Tumbal Pesugihan – Cerita Misteri Kisah Nyata Pesugihan
Pelarisan Pesugihan Tumbal Jalanan – Cerita Misteri Kisah Nyata Meninggal Dijadikan Tumbal Pesugihan
Bab 1. Misteri Tanah Jawa – Petaka Tumbal Pesugihan
——«»——
MISTERI TANAH JAWA
——«»——
“Terlahir sebagai salah satu Anggota Keluarga Konglomerat (crazy rich), mungkin menjadi impian bagi kebanyakan orang, namun bagaimana jadinya jika kekayaan itu ternyata meminta jiwa mu sebagai ganti dari segala kemewahan yang selama ini kamu rasakan.”
——«»——
——«»——
Disclaimer
Kisah yang tertulis dalam novel ini, mengambil sudut pandang orang pertama sebagai narasumber. Jadi segala bentuk nama dan lokasi kejadian telah disamarkan, untuk melindungi privasi narasumber dan menghindari hal hal yang tidak diinginkan.
——«»——
Untuk cerita Full Version Misteri Tanah Jawa-Petaka Tumbal Pesugihan (KBM App):
https://read.kbm.id/book/detail/7eda7aaf-7ff3-4257-9879-7ea6c60f4710
——«»——
Kota Bandung, tahun 2007;
Perkenalkan nama ku Indriyanti Hartawan (nama telah di samarkan). Aku adalah gadis kelahiran Kota Bandung.
Ketika menulis kejadian ini, umur ku genap 18 tahun. Sebuah usia yang menjadi idaman setiap anak gadis seusia ku, karena pada usia tersebut biasanya kita akan mengenal cinta pertama dan indahnya pertemanan di bangku SMA (sekolah menengah atas).
Namun tidak dengan ku, aku malah harus menyaksikan satu persatu anggota keluarga ku mati dengan cara yang begitu mengenaskan.
Aku adalah anak terakhir dari tiga bersaudara, Mba Retno (nama telah disamarkan) adalah anak tertua dan di susul Mas Teguh (nama telah disamarkan) sebagai anak ke dua dalam keluarga kami. Mereka berdua adalah saudara, guru sekaligus teman yang senantiasa melindungi ku dari banyak hal.
Mereka kerap menjaga ku dari sosok mengerikan penghuni sudut gelap di dalam rumah, Ya!! kami hidup bersama sosok mahluk tak kasat mata.
Entah dari mana mereka berasal namun sosok mengerikan yang selalu menampakkan wujudnya itu, menjadi teror bagi kami ber tiga, terlebih waktu itu aku masih berusia cukup kecil.
Setiap menjelang tengah malam pasti terdengar suara langkah kaki di setiap sudut rumah, yang sudah menjadi irama kesunyian rumah ini. Bahkan suara tawa dan tangis yang menyayat hati tak pernah absen untuk meneror kami ber-tiga.
Mba Retno bahkan kerap melihat penampakan Kuntilanak yang berjalan menembus dinding kamarnya, bahkan raut wajah Kuntilanak itu selalu tersenyum dengan mata yang nyaris keluar berwarna merah darah dan wajah yang pucat pasi.
Jangan kamu bayangkan betapa manisnya Kuntilanak itu ketika tersenyum, senyumannya penuh dengan luka menganga mulai dari ujung bibir hingga ke arah kuping, bahkan darah yang sudah menghitam dan mengental itu masih terlihat mengalir turun ke lehernya.
Beda hal nya dengan Mas Teguh, dia malah menurutku bernasib jauh lebih baik. Mas Teguh kerap melihat sosok wanita cantik turun dengan menggunakan gaun tidur tipis yang memperlihatkan bentuk tubuhnya, namun dia sadar betul bahwa itu bukanlah manusia.
Namun anehnya hanya kami bertiga saja yang mengalami teror mengerikan, sedangkan Ayah dan Ibu sama sekali tidak merasakan hal hal ganjil tersebut.
“Lantas mengapa Rumah ku menjadi se-angker ini? dan apa yang menjadi penyebabnya?” Semua bermula ketika aku dilahirkan.
——«»——
Awalnya Ayah dan Ibu ku hidup dengan sederhana di sebuah desa kecil di pinggiran kota di daerah Jawa Barat, Ibu yang memang sejak kecil hobi memasak mulai berjualan jajanan pasar di dekat Gedung SDN (Sekolah Dasar Negeri).
Ayah tak kalah rajinnya, beliau menjadi supir tembak (supir cadangan) Angkutan Kota atau Angkot. Meski tak selalu mendapatkan jatah membawa penumpang, Ayah kerap berjualan Teh Botol dan juga koran di terminal sebagai sampingan guna menambah penghasilan.
Meski hidup serba kekurangan dan penuh dengan keterbatasan, mereka bisa menikmati indahnya pernikahan dengan usia yang relatif masih muda sebagai sepasang suami istri yang bahagia.
Nyatanya setahun setelah menikah, Mba Retno pun akhirnya lahir dan di susul Mas Teguh 3 tahun selanjutnya.
Dulu orang tua dan kedua Kaka ku menyewa rumah dengan berdinding triplek di pinggiran Kota Bandung.
Dan 2 tahun selanjutnya aku pun lahir melengkapi hasil buah tangan cinta mereka berdua dan dari kelahiran aku inilah kehidupan ekonomi keluarga kami berubah secara drastis.
Usaha Ayah menjadi maju dengan pesat, apapun usaha yang Ayah ku kerjakan pasti berbuah keuntungan besar. Bahkan Ibu tak kalah hebatnya, dia menjadi pengecer barang elektronik di Kota.
Entah berapa banyak barang yang telah Ibu jual, bahkan Ayah sampai ikut membantu Ibu dalam berjualan.
Dan cukup satu tahun bagi mereka untuk berjualan, Ayah sudah dapat menyewa sebuah kios kecil di pasar lengkap dengan semua barang elektronik di dalamnya.
Entah anugrah apa yang mereka dapat kan hingga bisa mendapatkan kesuksesan seperti itu, Rezeki seperti mengalir begitu saja tanpa henti.
Pembeli terus berdatangan dan bahkan mereka membeli setiap barang yang ada di toko tanpa memikirkan berapa pun harganya, jadi mereka belanja tanpa berpikir panjang.
Selama mereka suka ya mereka pasti membeli barang itu, padahal toko kami ini tergolong paling kecil di pasar. Begitu lah penuturan Mba Retno, karena dia memang sering membantu orang tua ku dalam berjualan.
Ayah nampak bahagia melihat kemajuan toko, dia bahkan sering membagikan sembako kepada tetangga yang ada di rumah dan di pasar. Yang tentunya membuat keluarga kami begitu di kenal masyarakat.
Bahkan mereka memberi gelar “Pak Haji” kepada Ayah, padahal Ayah sendiri belum menunaikan ibadah haji. Hal itu karena kedermawanan Ayah dalam bersedekah.
Tentu semua itu menjadi doa dan cita cita yang mulia bagi keluarga kami, oh iya aku memang keluarga keturunan namun semua anggota keluarga sudah memeluk Agama Islam.
Berkembangnya usaha keluarga kami akhirnya menarik perhatian salah satu pengusaha terkenal dari kota, beliau sengaja datang ke toko untuk bertemu dengan orang tua ku.
Kita sebut saja beliau adalah Om Hans, beliau adalah pengusaha sekaligus distributor besar elektronik dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Tentu kedatangan beliau menjadi angin segar bagi usaha orang tua ku, karena bukan hanya bantuan finansial yang akan kami dapatkan, melainkan semua fasilitas pendukung akan di dukung penuh oleh beliau.
Ayah ku memang sempat bingung? mengapa orang sebesar Om Hans mau bekerja sama dengannya. Terlebih usaha orang tua ku ini masih berusia seumur jagung, ditambah kami ini adalah pemain baru dalam bisnis perdagangan elektronik dan juga relatif masih berskala kecil.
Namun menurut Ayah, beliau ternyata sudah memperhatikan kinerja Ayah dan Ibu dalam memasarkan produk selama kurang lebih satu tahun terakhir dan menurut nya Ayah memiliki strategi pemasaran yang berbeda dengan penjual lainnya.
Memang Ayah lebih cenderung mendekatkan diri kepada setiap pembeli, jadi prinsip nya! Ayah akan menanyakan apa saja kebutuhan mereka. Lalu memberikan masukan dan juga saran hingga membuat calon pembeli merasa puas dan tidak dirugikan.
Bahkan Ayah akan menyiapkan apa pun yang pembeli butuhkan jika menurut nya hal itu masih dapat di usahakan, maka Inilah nilai lebih keluarga kami dalam berdagang.
Bersambung–
Untuk cerita Full Version Misteri Tanah Jawa-Petaka Tumbal Pesugihan (KBM App):
https://read.kbm.id/book/detail/7eda7aaf-7ff3-4257-9879-7ea6c60f4710
